MY CRAZY NOTE E07: Ketika preventif sudah dianggap Oldways Skip to main content

MY CRAZY NOTE E07: Ketika preventif sudah dianggap Oldways



Ketika preventif sudah dianggap Oldways

                Sebagian orang memang sering kali menilai sesuatu hal pasti dalam sudut negative pada saat first impresionnya, memang tidak ada yang salah dengan hal itu, namun seringkali kesalahan yang sebenarnya tidak terlalu penting menutupi hal yang positif yang sebenarnya sangat penting untuk digali. Memang agak sulit jika point of view kita hanya terfokus pada satu aspek saja, kadang hal ini terjadi pada saya, namun kadang-kadang ketika saya memikirkanya lagi saya pikir pasti ada sisi yang baik yang dapat dipelajari.
            Hal ini terjadi ketika saya melihat teman saya secara nekat memanjat lantai satu untuk menaiki lantai dua disekolah saya karena dia terlambat, sialnya ada guru yang tahu ketika dia melakukan itu, secara otomatis dia dipermalukan didepan seluruh angkatan saat upacara bendera, hal itu sungguh membuat saya geram, karena saya malu, dia adalah teman sekelas saya dan saya adalah ketua kelas. Seperti saya bilang tadi saya mencoba melihat brightside dari insiden tersebut saya sadar bahwa dia memang salah namun yang dia lakukan juga memiliki niat yang baik, setidaknya dia melakukan itu karena ingin sekolah, dia tidak memikirkan untuk bolos atau semacamnya.
            Tak lama ini saya mendengar ada insiden di kota saya bahwa seorang laki-laki dituduh maling motor dan mendapatkan tindakan kekerasan bahwa dia hampir dibakar, untung saja ada polisi yang datang untuk menindak apa yang terjadi, dan tragisnya ternyata laki-laki itu hanya memakirkan motor penuduh tersebut karena menghalangi motornya. Hal ini adalah tamparan keras bagi mereka untuk tidak main hakim sendiri, memang banyak faktor logis yang menyebabkan hal ini terjadi,tapi yang paling utama adalah kepercayaan terhadap penegak hukum sangat kurang. hal ini terbukti ketika paman saya memberikan informasi bahwa agen dan nelayan yang melakukan transaksi pada ikan yang dilindungi, dengan mudahnya bebas dengan membayar uang ratusan juta. Apalagi dalam proses administrasinya, contohnya kedua tetangga saya yang habis-habisan menjual asetnya demi anaknya yang ingin masuk pada instansi hukum dan peradilan, saya bisa berkata ini karena saya melihat hal ini, dan banyak sekali pembelaan terhadap ini dengan mengatakan bahwa ini hanyalah oknum, saya pikir jikalau oknum takan terstruktur secara masive pada setiap sendi-sendi peradilan ini. Namun saya pikir yang sangat menyedihkan adalah mereka itu sendiri yang suka dengan adanya kesemerautan hukum ini karena dengan mudah dapat mengkontrol.
            Tak lama ini mereka kembali dikejutkan pada peristiwa kekerasan pada mahasiswa UII yang mengakibatkan tewasnya 3 orang dan belasan dirawat di rumah sakit, karena kebejatan ini mereka berbondong-bondong untuk bersimpati di media sosial. Apakah kegiatan “bullying” ini memang baru terjadi di tahun ini saja?. Saya pikir mereka saat ini membutuhkan korban terlebih dahulu untuk meningkatkan awareness , saya tidak mencoba terbutakan dengan apa yang saya ketahui, dimana hal bullying semacam ini seakan menjadi kebiasan jelek yang sudah tak dianggap.
            Bangsa ini seakan harus ditegur terlebih dahulu jika ingin bergerak, saya sungguh tak ingin penyesalan yang hanya akan dirasakan, kasus terkini contohnya mereka saat ini sungguh sangat senang melakukan kegiatan yang memacu pertikaian tanpa melihat kelanjutanya apa dampak yang akan terjadi. Rasa menjadi manusia yang benar sudah mengotori hati manusia saat ini, dimana sangat senang beradu verbal yang nyatanya berdampak buruk bagi kedua pihak. Yang dilakukan hanya mencari kesalahan dan kesalahan, tanpa melihat sisi yang lebih bermanfaat.
            Saya melihat saat ini mereka lebih tertarik kegaduhan, dimana dengan mudahnya terpecah pada suatu hal yang nyatanya tak terlalu berguna, terpecah soal suku, terpecah saat menerima kritikan, terpecah karena club olahraga, terpecah karena merasa sanjungannya tak di hormati atau hal yang lainya.
            Mencegah terjadinya konflik saat ini sudah tak dilirik, mereka lebih senang untuk mempergaduh suasana sampai sadar apa yang dilakukanya hanya menyakiti diri sendiri, dan sayangnya sudah terlambat untuk mencegah hal itu.
”Satu jerawat di mukamu akan lebih dipandang mereka, daripada keseluruhan fisikmu”
Karena mereka hanya tertarik pada kekurangan.
Entah siapalah yang dimaksud “mereka” itu.


Comments